Banyak ahli menilai, percaya diri merupakan faktor
penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya,
tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik
membangkitkan rasa percaya diri. Dalam dimensi yang sangat luas, sukses adalah
milik semua orang. Tetapi, tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkan
atau meraih kesuksesan. Kebanyakan orang menilai bahwa kesuksesan adalah milik
orang-orang yang ber-IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan memilih
spesialisasi yang paling terkenal.
Penilaian ini memang tidak sepenuhnya salah,
tetapi kita juga harus melihat fenomena yang lebih luas, bahwa tidak sedikit
orang-orang sukses yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Dengan kata lain, IQ
tinggi, lulusan sekolah terbaik dan spesialisasi yang terkenal hanyalah bagian
dari penunjang kesuksesan.
Di luar kemampuan itu, ada faktor lain yang
tidak kalah pentingnya dalam memprediksi kesuksesan seseorang; itulah yang kita
sebut, antusiasme, hasrat, ketekunan, kerja keras, serta kebulatan tekad seumur
hidup yang dimilikinya.
Sebagian pakar menilai bahwa untuk mencapai sukses, kematangan pribadi seseorang sangat dibutuhkan. Sebab kematangan pribadi akan mengantarkan seseorang pada sikap optimis dan kesadaran bahwa apa yang dicita-citakannya akan mudah diraih.
Sebagian pakar menilai bahwa untuk mencapai sukses, kematangan pribadi seseorang sangat dibutuhkan. Sebab kematangan pribadi akan mengantarkan seseorang pada sikap optimis dan kesadaran bahwa apa yang dicita-citakannya akan mudah diraih.
Di sisi lain, meraih kesuksesan jelas bukanlah
perkara gampang. Ketika kita berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan,
tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Ada kalanya seseorang begitu tegar,
tetapi tidak sedikit juga yang patah semangat bahkan menyerah karena merasa
tidak sanggup menghadapi tantangan yang ada di depannya.
Pada saat semacam inilah, rasa percaya diri
sangat penting ditumbuhkan. Banyak ahli menilai bahwa percaya diri merupakan
faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal.
Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai
teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri.
Berikut ini adalah beberapa kiat guna membangun percaya
diri :
Pertama, berani menerima tanggung jawab. Gerald Kushel,
Ed.D., direktur The Institute of Effective Thinking, pernah mengadakan
penelitian terhadap sejumlah manajer. Dari penelitian tersebut, Kushel
menyimpulkan bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir
semua manajer yang memiliki kinerja tinggi.
Dan sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab
yang mendorong mereka untuk tampil "sempurna" tanpa peduli pada
hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang berkinerja buruk
dan gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan kesalahannya
pada siapa saja.
Kedua, kembangkan nilai positif. Jalan menuju
kepercayaan diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan nilai-nilai
positif pada diri sendiri. Menurut psikolog Robert Anthony, PhD., salah satu
cara untuk mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan
ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan
kreatif. Dia menganjurkan membuat peralihan bahasa yang sederhana tapi efektif
dari pernyataan negatif ke pernyataan positif. Misalnya, mengganti kata,
"Saya tidak bisa," menjadi, "Saya bisa!"
Ketiga, bacalah potensi diri. Segeralah lacak, gali,
dan eksplorasi potensi sukses yang ada pada diri kita. Misalnya dengan bertanya
kepada orang-orang terdekat. Termasuk juga mengikuti psikotes dan mendatangi
para ahli seperti psikiater, dokter bahkan kiai untuk melacak potensi kita.
Karena bisa jadi sangat banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari,
sehingga tidak berhasil kita gali.
Keempat, berani mengambil risiko. Keberanian dalam
mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah
lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal. Cobalah menerima
tantangan, kendati terasa menakutkan atau menciutkan hati. Cari dukungan
sebanyak mungkin.
Dengan melakukan hal ini, kita akan mendapat
banyak peluang yang tak ternilai harganya. Namun jangan lupa, ketika mencoba
sesuatu kita harus siap dengan hasil yang sesuai atau tidak sesuai dengan
keinginan.
Kalau hasilnya tak sesuai dengan keinginan, bisa
jadi itulah yang terbaik menurut Allah Azza wa Jalla. Kalau kita sudah
mencoba, maka niatnya saja sudah menjadi amal. Orang yang gagal adalah orang
yang tak pernah berani mencoba. Bukankah menaiki anak tangga kelima puluh harus
diawali dengan tangga pertama?
Kelima, tolaklah saran negatif. Bisa jadi, tidak semua
orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan, dan bersikap positif pada
kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita mungkin berpikiran negatif.
Hal inilah yang tak jarang malah melunturkan rasa percaya diri kita dengan
mempertanyakan kemampuan, pengalaman, dan aspirasi-aspirasi kita.
Dengan demikian, mungkin ada baiknya jika kita sedikit
mengambil jarak dengan sebijak mungkin bila ada pihak-pihak yang mencoba
melunturkan kepercayaan diri kita.
Keenam, ikuti saran positif. Rasa percaya diri
merupakan sifat "menular". Artinya, jika kita dikelilingi oleh
orang-orang yang memiliki cara pandang positif, bersemangat, optimis, dsb, maka
kita memiliki kecenderungan untuk meniru sifat tersebut. Karena itu, carilah
lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk sukses. Kita harus mulai senang
bergaul dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk bangkit. Bergaul
dengan orang-orang yang percaya diri akan berbeda dibandingkan bergaul dengan
orang-orang yang gagal. Sebab bergaul dengan orang-orang yang percaya diri,
Insya Allah semangatnya akan menular kepada diri kita.
Ketujuh, jadikan keresahan sebagai kawan. Banyak
peristiwa atau saat-saat dalam kehidupan yang dapat membuat kita mengalami rasa
cemas atau gelisah. Akibatnya, kita mengalami krisis percaya diri. Saat itulah
kita harus mulai mengingatkan diri sendiri bahwa rasa cemas dan gelisah
merupakan kawan. Tingkatkan energi, tajamkan kecerdasan, tinggikan kewaspadaan,
dan kembangkan pancaindera. Daripada menyia-nyiakan energi untuk kecemasan yang
sia-sia, lebih baik menghadapi tantangan itu secara tegas dan efektif.
Sesudah perhitungan kita matang, selanjutnya
kepercayaan diri akan bertambah dengan memperkokoh ibadah dan doa, karena doa
dan ibadah dapat mengundang pertolongan Allah. Semakin kokoh ibadah kita,
shalat kita, makin kuat doa-doa kita, dan keyakinan kita dengan pertolongan
Allah, maka itu bisa meningkatkan percaya diri.
Kita harus benar-benar menyadari bahwa Allah
menciptakan kita benar-benar dengan perhitungan dan pertimbangan Yang
Mahacermat. Seperti di firmankan Allah SWT dalam Quran surat at-Tiin ayat 4,
"La qad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim" (Sungguh Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya). Wallahu a`lam.n
deny riana/mqp
Sumber : http://www.republika.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar